Jumat, 24 Februari 2017

CERITA PENDEK

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiN8VEsQ0JICkAVKMdUbuv8P57gXkhMwdnysMqu6VMIPHFKbkGwGe-0gZBiuFjiBAPJZgIfa_uKfXtt4i46F9vz3_SASzyGUzo4-ZaNdARTRtIhSZA11JlR6YtvOkAJrbxrA598odVECvA/s1600/ki.jpg 
GURU HONORER

      Pagi hari telah disambut oleh burung-burung yang berkicau seolah-olah membangunkan aku dari tidurku .Tapi sayang, aku sudah bangun karna hari ini adalah hari dimana aku pertama kali duduk di kelas delapan
    Aku sudah berdandan rapi, aku segera sarapan bersama orangtua dan adikku tak terasa jam menunjukkan pulul enam lewat tiga puluh menit.Aku bergegas pergi kesekolah setelah minta restu kepada orang tua .Aku mengayuh sepeda dengan penuh semangat
    Sesampai di parkiran aku langsung saja memilih tempat duduk paling depan sendiri, karna bangku depan adalah bangku keberuntungan ku.
     Tak lama kemudian datanglah sesosok wanita yang berjilbab ia murah senyum,cantik,tinggi. Begituh kesan pertama ku melihat wanita itu yah… mungkin ia berumuran 40 tahun , tapi wajahnya seperti masih muda saja
      Wanita itu menyapa kami dengan suara yang lembut, ternyata wanita cantik itu adalah wali kelas kami .Wah rasanya senag sekali mempunyai wali kelas yang baik,cantik,murah senyum dan ramah
   Lalu wanita cantik itu memperkenalkan dirinya , sebut saja ia adalah Bu Alisa singkat cerita, akhirya Bu Alisa mengadakan pemilihan pengurus kelas ah… dalam benakku aku tak ingin jadi pengurus kelas, apalagi jadi ketu kelas
     Hatiku berdetak kencang saat bu alisa menyebut namaku. Dan akhirnya aku tak mau mendengar kalimat itu Aku jadi ketua kelas, !!
    Tiga bulan aku sudah duduk di bangku kelas delapan.Aku sudah sangat mengenal dengan guru-guru , apalagi wali kelas ku .Aku terkejut saat mendengar bahwa wali kelas ku adalah “Guru Honorer”
    Gaji guru honorer itu berapa? Apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup? Belum lagi untuk biaya sekolah anaknya atau biaya lainnya pikirku
   Oh.. guru honorer malang sekali nasib mu…. tapi aku heran dengan Bu Alisa walaupun ia seorang guru honorer, ia selalu tersenyum ceria seakan-akan permasalahannya tertutupi dengan senyuman manisnya
    Apakah mungkin ini yang dinamakan guru sejati?… ya, mungkin aku lebih tepat menyebut Bu Alisa sebagai “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”
   Tapi terkadang aku benci dengan dunia pendidikan karna menurutku dunia pendidikan itu “ tidak adil” bagaimana tidak, bayangkan Bu Alisa yang mengajar muridnya dengan ketulusan hatinya tanpa meminta imbalan yang lebih, dan coba liat di luaran sana  “banyak” guru-guru yang sudah diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) tapi mereka mengajar muridnya dengan “asal-asalan” bahkan ada yang ingin menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) saja dengan jalan curang, mungkin inilah kehidupan..
      Tak terasa ulangan semester sudah didepan mata,aku mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadapi ujian besok.Singkat cerita semester satu pun berakhir, dan ini berarti aku sudah memasuki semester genap
   Disemester genap ini ada banyak guru di berbagai sekolah datang ke sekolah ku untuk mencari waktu tambahan mengajar dan yang kutakutkan akhirnya terjadi, yaitu akhirnya Bu Alisa tak mengajar di kelas ku lagi….
    Entah kenapa, aku juga tidak mengerti ,kini kenangan bersama Bu Alisa sudah tinggal kenangan, tapi aku bersyukur karna aku masih bisa bertemu dengan bu lisa walau tidak sesering dulu
Cerpen ini saya dedikasikan buat guru-guru honorer yang ada dimana saja. Jangan pernah putus asa dan tetap semangat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar